Rabu, 27 Februari 2013

Ancol, Bukan Sekadar Wisata Edukasi Biasa


Salah satu wisata di Ancol yang ramah lingkungan (foto : ancol.com)

Wisata edukasi atau wisata pendidikan  hari ini menjadi istilah  yang kian popular di masyarakat. Popularitas  konsep yang memadukan antara wisata dan aspek pendidikan ini bukan saja dipicu oleh kian banyaknya daerah dan kota yang menyediakan tempat yang menawarkan fasilitas pendidikan dalam kemasan wisata, tetapi juga sejalan dengan paradigma pendidikan yang mulai bergeser dari sesuatu yang serius menuju ke arah proses pembelajaran yang menyenangkan (fun).
Pertalian antara kepentingan  ekonomi (baca : bisnis) di satu sisi dan konsep pendidikan di sisi lain membuat konsep wisata edukasi menjadi kian mewabah.  Menariknya lagi, konsep wisata edukasi ini juga mampu menjadikan tempat-tempat yang selama ini terkesan serius dan menjemukan menjadi menarik dan menyenangkan. Simak saja, bagaimana konsep wisata edukasi ini juga diterapkan oleh para pengelola perpustakaan, museum, kantor penyimpanan arsip dan sebagainya. Artinya, ada sebuah kebutuhan baru di masyarakat untuk menikmati proses pembelajaran tidak hanya di ruang-ruang sekolah seperti yang berlangsung dan dipahami selama ini. Masyarakat mulai menuntut adanya ruang-ruang pendidikan yang dikemas secara lebih menyenangkan.
Fenomena tersebut lantas ditangkap secara apik oleh para pengusaha hiburan dan wisata. Argumentasinya, konsep wisata edukasi ini mempunyai potensi pasar yang jelas dan dijamin tak kan pernah habis yakni masyarakat pendidikan. Pada wilayah lain, kalangan praktisi pendidikan juga akan merasa terbantu oleh keberadaan tempat-tempat wisata yang bersifat edukatif ini. Bahkan dalam derajat tertentu, penyelenggara pendidikan (baca : sekolah) yang mampu menggabungkan model pembelajaran konvensional dengan pembelajaran yang bersifat out door akan menjadi nilai tambah bagi pengelola pendidikan tersebut dalam menarik minat masyarakat.
Kebutuhan akan hadirnya tempat wisata yang bukan hanya menyenangkan tetapi juga mencerdaskan (baca : wisata edukasi) semakin menemukan relevansinya bila dikaitkan dengan fenomena perkembangan dan pertumbuhan mall-mall di perkotaan yang cenderung memacu sifat konsumtif masyarakat. Ketika kota sudah jenuh dengan menumpuknya mall dan beragam pusat perbelanjaan, maka masyarakat memerlukan tempat lain untuk mengusir kejenuhan. Tersedianya tempat wisata plus proses edukasi di dalamnya menjadi pilihan alternative keluarga untuk dikunjungi.
Kehidupan perkotaan apalagi kota sebesar Jakarta tentu butuh tempat alternatif yang mampu menjadi pilihan tempat bagi masyarakat untuk menghibur diri dan melepaskan diri dari kepenatan kota. Dalam konteks inilah keinginan untuk menjadikan Ancol sebagai tempat wisata edukasi patut untuk didorong dan diapresiasi secara positif.

Menjadikan Ancol  Wisata Edukasi
Munculnya keinginan untuk menjadikan Ancol sebagai wisata edukasi semakin menemukan momentumnya ketika DKI Jakarta dipimpin oleh pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ternyata juga memiliki konsep tersendiri dalam pengembangan wisata di Ancol.
Menurut Wagub DKI Jakarta Ahok, Ancol selain menjadi tempat wisata keluarga, juga akan menjadi pusat pendidikan.
“Kami ingin Ancol buat suatu program pelatihan," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kompas (27/11).
Pemikiran tersebut berangkat dari keinginan agar Ancol tidak hanya menjadi tempat untuk berwisata saja namun juga tempat pendidikan terutama kelautan dan perikanan. Jadi orang ke sana tidak hanya untuk jalan-jalan saja tapi bisa untuk pendidikan. Pengembangan wisata edukasi di Ancol sesungguhnya merupakan langkah cerdas. Penyebabnya bukan saja karena modal insfrastruktur dan fasilitas yang dimiliki Ancol sudah sangat luar biasa, tetapi wisata edukasi juga sudah memiliki pasar dan target pengunjung yang tidak akan habis. Selama dunia pendidikan masih ada, maka wisata pendidikan akan menjadi salah satu alternative bagi dunia pendidikan. Artinya, Wisata yang berbasis siswa memiliki prospek baik bagi pengembangan pariwisata, apalagi jika sekolah menjadikan studi tur sebagai bagian dari pembelajaran selama mereka menempuh pendidikan di sekolahnya. Dengan pergerakan siswa sekolah ke berbagai daerah di Indonesia, bisa dibayangkan nilai rupiah yang berputar karena dibelanjakan oleh mereka saat berwisata di suatu tempat.

Mengampanyekan Green Lifestyle
Ikhtiar menjadikan  Ancol sebagai tempat wisata edukasi diharapkan akan semakin memantik minat masyarakat untuk datang ke Ancol. Apalagi, Sejak awal memang sudah didesain dengan konsep modern, berkelas dunia, namun tetap mengedepankan kesan truly Indonesia. Berkelas dunia merupakan point utama yang sengaja ditonjolkan Acol. Maka jangan heran kalau semua fasilitas rekreasi yang ada berstandar kualitas yang sangat tinggi. Tidak kalah dengan wahana wisata modern di negara lain, seperti Disneyland-nya Hongkong, ataupun Disneylandnya Tokyo. Kekhasan Ancol bisa dilihat dari permainan ketangkasan hewan, kolam renang yang menyenangkan, dunia fantasi yang elegan, permainan air dan pengenalan mamalia laut yang memukau.
Ke semuanya sangat berbeda dengan wahana wisata modern di negara lain, yang cenderung bergaya kebarat-baratan. Nilai beda ini menjadi nilai plus tersendiri bagi Ancol. Daya tarik wisata Ancol yang sudah sedemikian kuat tersebut tentu diharapkan akan semakin memikat ketika Ancol juga dikembangkan menjadi wisata edukasi. Namun demikian, harapannya tentu saja Ancol bukan sebagai wisata edukasi yang biasa-biasa saja, tetapi benar-benar menjadi ikonnya wisata edukasi di Indonesia. Mengapa? Tidak lain karena saat inipun wisata Ancol sudah menjadi salah satu favorit masyarakat Indonesia bahkan dunia. Lantaran itu, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan ketika ingin menjadikan  Ancol sebagai wisata edukasi.
Pertama, bahwa nama besar Ancol sebagai salah satu tempat wisata nasional bahkan berkelas dunia membawa konsekunsi bahwa kalau pun ingin menjadikan Ancol sebagai wisata edukasi maka bukan wisata edukasi yang biasa-biasa saja. Namun harus benar-benar wisata edukasi yang wow alias berkelas. Bahkan harus menjadi yang terbaik di tanah air sehingga benar-benar menjadi rujukan masyarakat pendidikan yang ingin menikmati wisata edukasi. Selain mampu menampilkan sisi khas Indonesia, wisata edukasi di Ancol juga harus mampu mempertontonkan kemampuannya dalam meng up date perkembangan teknologi dan hiburan yang berkembang.
Kedua, wisata edukasi Ancol tetaplah harus memiliki fokus dan ciri utama yang tetap harus dijaga. Menurut penulis, sebagai wisata yang selama ini identik dengan wisata pantai dan laut, maka Ancol harus menjadi pusat informasi dan pengetahuan yang terkait dengan pantai dan laut. Artinya, di Ancol lah nantinya diharapkan menjadi pusat studi dalam mengkaji dan mendalami segala hal tentang pantai dan laut. Produk-produk, program, serta fasilitas yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan, akan menjadi fokus pendidikan di Ancol.  Meski di Ancol sendiri sudah menyediakan wahana pendidikan laut, namun fasilitas baru nanti bisa digabung dengan wahana yang sudah ada di Ancol sebelumnya.
Ketiga, sebagai wisata edukasi maka Ancol memiliki peran untuk mengampanyekan apa yang disebut sebagai gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan (green lifestyle). Selama ini beberapa konsep wisata yang sudah dikembangkan di Ancol sudah mengarah pada wisata yang hijau. Sehingga ketika ada keinginan untuk menjadikan Ancol sebagai wisata edukasi, maka peran untuk mengkampanyekan haya hidup yang hijau menjadi terbuka besar. Mengapa? Tidak lain karena untuk membangun sebuah budaya baru yakni budaya mencintai lingkungan akan efektif bila dimulai di kalangan pendidikan. Artinya, dari konsep inilah nanti ide-ide dan pemikiran tentang green lifestyle bisa tersemaikan di benak para pelajar dan praktisi pendidikan yang mengunjunginya. Maka perlahan ide dan gagasan tentang green lifestyle akan tersampaikan ke masyarakat secara lebih efektif. Semoga mimpi menjadikan Ancol sebagai ikon wisata edukasi tidak perlu menunggu terlalu lama untuk merealisasikannya.
Wallahu’alam Bhis-shawwab.

Selasa, 26 Februari 2013

Pengumuman Pemenang Lomba Karya Tulis PT Perkebunan Nusantara X (Persero)





Sehubungan dengan pelaksanaan Lomba Karya Tulis dan Kepenyiaran PTPN X, berikut panitia lomba mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan seluruh peserta.
Adapun naskah yang lolos seleksi administrasi adalah sebanyak 585 judul, terdiri dari 75 judul untuk kategori Wartawan dan 510 judul untuk kategori Umum.

Seluruh naskah telah diseleksi oleh tim juri, yang terdiri dari:
1. Lutfil Hakim, SS - Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim
2. Ir. Cipto Budiono - Konsultan Proyek Pabrik Bioetanol.
3. Dr. Ir. Aris Toharisman - Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Menyatakan bahwa nama-nama yang tersebut di bawah ini sebagai pemenang:


Kategori Umum

No
 Nama
 Judul
 Asal
1.
 Diyah Indiyati
 Menjual Manisnya Wisata Heritage Pabrik Gula
 Lombok Tengah
2.
 Iqbal Kautsar
 Mengecap Manisnya Taman Museum Gula
 Kebumen
3.
 Wahyu Kuncoro SN
  Industri Gula Nasional, Masihkah
   Punya Masa Depan?
 Surabaya
4.
 Ajeng Pintoharjanti
 Manisnya Berkelana ke Pabrik Gula
 Kediri
5.
 Moza Nafisah
 Ampas Tebu + Teknologi = 20 Benda Bermanfaat
 Sidoarjo
6.
 Huzer Apriansyah
 Pabrik Gula Sebagai Destinasi Wisata Unggulan,
 Jambi
7.
Teguh Wibowo
 Optimalisasi Potensi Pengembangan
 Wisata Sejarah Pabrik Gula pada PTPN X
Batang


Kategori Wartawan Media Cetak/Online

No
 Nama
 Judul
 Media
1.
 Agnes Swetta P
 Ampas Tebu pun Jadi Bahan Bakar
 Kompas
2.
 Titis Tri Wahyanti
 Upaya PTPN X Genjot Produksi
 Bhirawa
3.
 Lukman Hakim
 Kembalikan Kejayaan Industri Gula Nasional
 Seputar Indonesia
4.
 Maulana
 Merekam Jejak Revolusi Industri Gula di Sidoarjo
 Bangsa
5.
 Didik Mashudi
 Pabrik Gula Mendongkrak Ekonomi Rakyat
 Surya
6.
 Oryza Ardiansyah
 Lokomotif Renaisans dari Jembatan Merah
 Berijatim.com
7.
 Restu Distia
 PTPN X Dongkrak Kapasitas
 Jawa Pos


Kategori Wartawan Radio

No
 Nama
 Judul
 Radio
1.
 Rully Anwar
 Ekspansi PTPN X dan Geliat Investasi di Jatim
 Suara Surabaya
2.
 Sutriyati
 Wisata di Pabrik Gula Bukan Lagi Mimpi
 MQFM Jogja
3.
 Ulul Hadi
 Peran Petani Tebu dalam Pencapaian Optimal PTPN X
 Andika FM, Kediri


- Hasil penilaian Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat

- Para pemenang selanjutnya akan dihubungi oleh panitia

- Penyerahan hadiah akan ditentukan lebih lanjut



Surabaya, 25 Februari 2013





Panitia Lomba Karya Tulis & Penyiaran PTPN X

Menyuburkan Akar Budaya Pancasila yang Meranggas

Pengantar : Esai berjudul “ Menyuburkan Akar Budaya Pancasila yang Meranggas ” karya Wahyu Kuncoro SN ini merupakan naskah yang berhas...