Salah satu wisata di Ancol yang ramah lingkungan (foto : ancol.com) |
Wisata edukasi atau wisata pendidikan hari ini menjadi
istilah yang kian popular di masyarakat.
Popularitas konsep yang memadukan
antara wisata dan aspek pendidikan ini bukan saja dipicu oleh kian banyaknya
daerah dan kota yang menyediakan tempat yang menawarkan fasilitas pendidikan dalam kemasan wisata, tetapi juga sejalan dengan paradigma
pendidikan yang mulai bergeser dari sesuatu yang serius menuju ke arah proses
pembelajaran yang menyenangkan (fun).
Pertalian antara kepentingan ekonomi (baca : bisnis) di satu sisi dan
konsep pendidikan di sisi lain membuat konsep wisata edukasi menjadi kian
mewabah. Menariknya lagi, konsep wisata
edukasi ini juga mampu menjadikan tempat-tempat yang selama ini terkesan serius
dan menjemukan menjadi menarik dan menyenangkan. Simak saja, bagaimana konsep
wisata edukasi ini juga diterapkan oleh para pengelola perpustakaan, museum,
kantor penyimpanan arsip dan sebagainya. Artinya, ada sebuah kebutuhan baru di
masyarakat untuk menikmati proses pembelajaran tidak hanya di ruang-ruang
sekolah seperti yang berlangsung dan dipahami selama ini. Masyarakat mulai
menuntut adanya ruang-ruang pendidikan yang dikemas secara lebih menyenangkan.
Fenomena tersebut lantas ditangkap secara
apik oleh para pengusaha hiburan dan wisata. Argumentasinya, konsep
wisata
edukasi ini mempunyai potensi pasar yang jelas dan dijamin tak kan
pernah habis yakni masyarakat pendidikan. Pada wilayah
lain, kalangan praktisi pendidikan juga akan merasa terbantu oleh keberadaan
tempat-tempat wisata yang bersifat edukatif ini. Bahkan dalam derajat tertentu,
penyelenggara pendidikan (baca : sekolah) yang mampu menggabungkan model
pembelajaran konvensional dengan pembelajaran yang bersifat out door akan menjadi nilai tambah bagi
pengelola pendidikan tersebut dalam menarik minat masyarakat.
Kebutuhan akan hadirnya tempat wisata yang bukan hanya menyenangkan
tetapi juga mencerdaskan (baca : wisata edukasi) semakin menemukan relevansinya bila dikaitkan dengan fenomena
perkembangan dan pertumbuhan mall-mall di perkotaan yang cenderung memacu sifat
konsumtif masyarakat. Ketika kota sudah jenuh dengan menumpuknya mall dan
beragam pusat perbelanjaan, maka masyarakat memerlukan tempat lain untuk
mengusir kejenuhan. Tersedianya tempat wisata plus proses edukasi di dalamnya menjadi
pilihan alternative keluarga untuk dikunjungi.
Kehidupan
perkotaan apalagi kota sebesar Jakarta tentu butuh tempat
alternatif yang mampu menjadi pilihan tempat bagi masyarakat untuk menghibur diri
dan melepaskan diri dari kepenatan kota. Dalam konteks inilah keinginan untuk
menjadikan Ancol sebagai tempat wisata edukasi patut untuk didorong dan diapresiasi secara positif.
Menjadikan Ancol Wisata Edukasi
Munculnya keinginan untuk menjadikan Ancol
sebagai wisata edukasi semakin menemukan momentumnya ketika DKI Jakarta
dipimpin oleh pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
yang ternyata juga memiliki konsep tersendiri dalam pengembangan wisata di
Ancol.
Menurut Wagub DKI Jakarta Ahok, Ancol
selain menjadi tempat wisata keluarga, juga akan menjadi pusat pendidikan.
“Kami
ingin Ancol buat suatu program pelatihan," kata Ahok di Balaikota DKI
Jakarta, Kompas (27/11).
Pemikiran tersebut berangkat dari keinginan
agar Ancol tidak hanya menjadi tempat untuk berwisata saja namun juga tempat
pendidikan terutama kelautan dan perikanan. Jadi orang ke sana tidak hanya
untuk jalan-jalan saja tapi bisa untuk pendidikan. Pengembangan wisata edukasi di
Ancol sesungguhnya merupakan langkah cerdas. Penyebabnya bukan saja karena
modal insfrastruktur dan fasilitas yang dimiliki Ancol sudah sangat luar biasa,
tetapi wisata edukasi juga sudah memiliki pasar dan target pengunjung yang
tidak akan habis. Selama dunia pendidikan masih ada, maka wisata pendidikan
akan menjadi salah satu alternative bagi dunia pendidikan. Artinya, Wisata yang
berbasis siswa memiliki prospek baik bagi pengembangan pariwisata, apalagi jika
sekolah menjadikan studi tur sebagai bagian dari pembelajaran selama mereka
menempuh pendidikan di sekolahnya. Dengan pergerakan siswa sekolah ke berbagai
daerah di Indonesia, bisa dibayangkan nilai rupiah yang berputar karena
dibelanjakan oleh mereka saat berwisata di suatu tempat.
Mengampanyekan Green Lifestyle
Ikhtiar menjadikan Ancol sebagai tempat wisata edukasi diharapkan akan
semakin memantik minat masyarakat untuk datang
ke Ancol. Apalagi, Sejak awal memang sudah didesain dengan konsep modern,
berkelas dunia, namun tetap mengedepankan kesan truly Indonesia. Berkelas dunia
merupakan point utama yang sengaja ditonjolkan Acol. Maka jangan heran kalau
semua fasilitas rekreasi yang ada berstandar kualitas yang sangat tinggi. Tidak
kalah dengan wahana wisata modern di negara lain, seperti Disneyland-nya Hongkong, ataupun Disneylandnya Tokyo. Kekhasan
Ancol bisa dilihat dari permainan ketangkasan hewan, kolam renang yang
menyenangkan, dunia fantasi yang elegan, permainan air dan pengenalan mamalia
laut yang memukau.
Ke semuanya sangat berbeda dengan wahana
wisata modern di negara lain, yang cenderung bergaya kebarat-baratan. Nilai
beda ini menjadi nilai plus tersendiri bagi Ancol. Daya tarik wisata Ancol yang
sudah sedemikian kuat tersebut tentu diharapkan akan semakin memikat ketika
Ancol juga dikembangkan menjadi wisata edukasi. Namun demikian, harapannya
tentu saja Ancol bukan sebagai wisata edukasi yang biasa-biasa
saja, tetapi benar-benar menjadi ikonnya wisata edukasi di Indonesia. Mengapa? Tidak lain karena saat inipun wisata Ancol sudah menjadi salah
satu favorit masyarakat Indonesia bahkan dunia. Lantaran itu, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan ketika ingin menjadikan Ancol sebagai wisata edukasi.
Pertama, bahwa nama besar Ancol
sebagai salah satu tempat wisata nasional bahkan berkelas dunia membawa
konsekunsi bahwa kalau pun ingin menjadikan Ancol
sebagai wisata edukasi maka bukan wisata edukasi yang biasa-biasa saja. Namun harus benar-benar wisata edukasi yang wow alias berkelas. Bahkan harus menjadi yang terbaik di tanah air sehingga benar-benar
menjadi rujukan masyarakat pendidikan yang ingin menikmati wisata edukasi.
Selain mampu menampilkan sisi khas Indonesia, wisata edukasi di Ancol juga
harus mampu mempertontonkan kemampuannya dalam
meng up date perkembangan teknologi dan hiburan yang
berkembang.
Kedua, wisata edukasi
Ancol tetaplah harus memiliki fokus dan ciri utama yang tetap harus
dijaga. Menurut penulis, sebagai wisata yang selama ini identik
dengan wisata pantai dan laut, maka Ancol harus menjadi pusat informasi dan
pengetahuan yang terkait dengan pantai dan laut. Artinya, di Ancol lah nantinya
diharapkan menjadi pusat studi dalam mengkaji dan mendalami segala hal tentang
pantai dan laut.
Produk-produk,
program, serta fasilitas yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan, akan
menjadi fokus pendidikan di Ancol. Meski
di Ancol sendiri sudah menyediakan wahana pendidikan laut, namun fasilitas baru
nanti bisa digabung dengan wahana yang sudah ada di Ancol sebelumnya.
Ketiga, sebagai wisata
edukasi maka Ancol memiliki peran untuk
mengampanyekan apa yang disebut sebagai gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan
(green lifestyle).
Selama ini beberapa konsep wisata yang sudah dikembangkan di Ancol sudah
mengarah pada wisata yang hijau. Sehingga ketika ada keinginan untuk menjadikan Ancol sebagai wisata
edukasi, maka peran untuk mengkampanyekan haya hidup yang hijau menjadi terbuka
besar. Mengapa? Tidak lain karena untuk membangun sebuah budaya baru yakni
budaya mencintai lingkungan akan efektif bila dimulai di kalangan pendidikan.
Artinya, dari konsep inilah nanti ide-ide dan pemikiran tentang green lifestyle
bisa tersemaikan
di benak para pelajar dan praktisi pendidikan yang mengunjunginya. Maka
perlahan ide dan gagasan tentang green
lifestyle akan tersampaikan ke masyarakat secara lebih efektif. Semoga
mimpi menjadikan
Ancol sebagai ikon wisata edukasi tidak perlu menunggu
terlalu lama untuk merealisasikannya.
Wallahu’alam Bhis-shawwab.